Sabtu, 25 Februari 2023

Mahalnya Tarif Ojek Online dan Murahnya Transportasi dengan Jak Lingko

 Ketika mengetahui adanya kenaikan BBM sejak 3 September 2022 lalu, jelas menimbulkan gejolak rakyat, terutama para sopir angkot, driver ojek online, dan mahasiswa yang banyak turun ke jalan untuk mempertanyakan penyebab kenaikan BBM bersubsidi tersebut. Sejak 11 September 2022 lalu, pemerintah melalui Kemenhub resmi menaikkan tarif ojek online. Buktinya, untuk jarak dekat (4 kilometer pertama), dikenakan tarif Rp16.000,00 pada aplikasi Gojek. Sebelumnya, tarif jarak dekat (4 kilometer pertama) pada aplikasi Gojek senilai Rp14.000,00. Untuk menuju Stasiun Cilebut sebagai stasiun KRL terdekat dari Sentul City, sebelumnya dikenakan tarif Rp39.000,00 pada aplikasi Gojek dengan jarak pengantaran sekitar 11-13 km menyesuaikan rute yang dipilih. Sejak dikenakan tarif baru, tarif menuju Stasiun Cilebut naik menjadi sekitar Rp44.000,00 sampai dengan Rp45.000,00 pada aplikasi Gojek

 Membayangkan tarif ojek online yang mahal untuk jarak dekat membuat saya mulai mengatur strategi apabila ingin pulang-pergi ke rumah atau ke tempat lain di sekitar Jakarta. Salah satunya adalah menggunakan angkot Jak Lingko. Di mana untuk menggunakan angkot ini, seperti halnya dengan kita menggunakan KRL, Transjakarta, dan MRT, yang harus menyiapkan kartu uang elektronik/kartu prabayar. Walaupun sebagai langkah antisipasi atas mesin tap/reader angkot yang tidak bisa membaca semua kartu uang elektronik/kartu prabayar reguler, disarankan untuk membeli kartu Jak Lingko dari bank penerbit kartu uang elektronik/kartu prabayar reguler seperti BNI, BRI, Bank Mandiri, dan BCA (dari awal 2023), baik di Vending Machine yang ada di halte Transjakarta BRT, ataupun lewat marketplace/situs jual beli online seperti Tokopedia dan Shopee yang dijual lebih mahal daripada yang ada di halte Transjakarta BRT. Sebelum 3 Januari 2023, harga kartu Jak Lingko normalnya sekitar Rp30.000,00 dengan saldo sebesar Rp10.000,00. Sejak 3 Januari 2023, harga kartu Jak Lingko naik menjadi Rp40.000,00 dengan saldo sebesar Rp15.000,00. Dan sejak harga kartu Jak Lingko ini naik pun, BCA mulai menerbitkan kartu Jak Lingko dari mereka yang perbedaannya ada pada chip di bagian depan kartu seperti halnya kartu ATM/kartu debit dan belum semua mesin tap yang ada pada angkot Jak Lingko mampu membaca kartu Jak Lingko terbitan BCA ini, apalagi kartu uang elektronik reguler/kartu prabayar lainnya. 

 Tergerak dengan informasi mengenai adanya angkot Jak Lingko yang ada di dekat rumah membuat saya mencoba untuk membeli kartu Jak Lingko ini secara online dan Alhamdulillah kondisi kartu masih bagus dari tampilannya dan dilengkapi dengan sampul. Kemudian, saya isi ulang terlebih dahulu di Alfamart seharga Rp20.000,00 agar bisa menggunakannya dalam berbagai angkutan umum. 

 Sebagai percobaan terhadap kartu Jak Lingko ini, saya mencoba kartu ini pada angkot Jak Lingko 85 rute Pasar Bintara-Mall Cipinang Indah dari seberang Minimarket Pondok Kopi hingga Klinik Sapta Mitra. Kemudian, mencoba kembali pada angkot Jak Lingko 42 rute Rusun Pondok Kelapa hingga Terminal Kampung Melayu untuk kembali ke Bogor lewat Stasiun Tebet, meskipun harus nyambung dengan ojek online terlebih dahulu. Terbukti, ketika saya naik kedua trayek Jak Lingko tersebut, mesin tap/reader pada angkot Jak Lingko belum memotong saldo pada kartu pengguna.

 Selain masih gratis alias belum memotong saldo kartu pengguna, angkot Jak Lingko seperti ini juga jauh lebih berbeda dibandingkan angkot-angkot pada umumnya. Seperti wajib menaikkan penumpang di rambu "bus stop", usia kendaraan yang dibatasi hanya sampai 5-7 tahun layaknya taksi Blue Bird, CCTV, tidak ada bangku tambahan yang menghadap ke belakang demi kenyamanan bergerak, pramudi yang wajib berseragam ala2 pramudi taksi reguler, serta dilengkapi KPP atau kartu pengenal pramudi yang juga ditemukan di dalam taksi reguler. Jika dibandingkan dengan kebiasaan kita ketika naik ojek online apalagi taksi reguler yang biasa memberikan uang tip/kelebihan sebagai bentuk tanda terima kasih karena sistem jalan yang dibayar per trip dan berjalan kemana pun yang kita mau serta menutup setoran, maka budaya seperti ini tidak akan ditemukan ketika kita naik angkot Jak Lingko bahkan dilarang karena sistem pembayaran yang telah diubah sepenuhnya menggunakan kartu dan sebagai upaya pembiasaan kepada masyarakat yang akan naik angkot ini untuk membawa kartu uang elektronik masing-masing.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar